Saturday, May 29, 2010

Dennis Hopper - 1936 - 2010


I suppose I could write a remembrance of Dennis Hopper on these pages but I don't think I could do a better job than this gent named Arbogast, who recently penned some fine words on the actor, writer, director that deserve re-reading.

I will say this though, in a weak and tepid attempt to put into words how powerful and underrated an actor Dennis Hopper was: For all its grandeur and spectacle and power and rage and visual beauty, Apocalypse Now doesn't truly come alive for me until Dennis Hopper enters the frame, and at a point when most people think the film falls apart. Rest in peace, Dennis.

Thursday, May 27, 2010

Up


Akhirnya UP animasi peraih Oscar ini sudah berhasil kusaksikan. Karya ke sepuluh perusahaan raksasa Pixar ini sanggup menyentuh hatiku dari awal hingga akhir cerita. Dimulai dari pembukaan romansa percintaan Carl (Edward Asner) dan Ellie yang disajikan tanpa naskah membuat mataku berkaca kaca dan sedikit iri pada mereka .Awan awan yang berbentuk babies, celengan mereka ,album kenangan dan impian mereka sampai pada Ellie yang setia mengikatkan dasi dileher suaminya sampai usia mereka sudah tua, adalah scene scene yang sangat orisinil, sempurna bahkan sangat brilian dimata saya. Kemudian ada karakter unik Russel ( Jordan Nagai) seorang bocah pramuka yang sangat lucu dan polos mampu menjadi karakter paling menggemaskan disini. Carl dan Russel akhirnya berpetualang mewujudkan mimpi almrhum sang istri yang ingin tinggal di hutan Amerika Selatan dengan mengendarai rumah terbang dan ribuan balon (Carl berprofesi sebagai penjual balon). Memang tidak masuk akal. Tapi inilah dunia Pixar, logika kita bisa hilang seketika dengan visualisasi yang sangat luar biasa.

Sayangnya, Pada pertengahan cerita tensi mulai agak kendur karena sedikit lebih ditujukan pada penonton anak anak. Dimulai dari burung (burung apa sih itu..?) yang karakternya agak konyol dan tidak begitu mengena. Juga dengan dug dan doggy doggy peliharaan Charles Muntz ( seorang penjelajah legendaris) yang bisa bicara dengan teknologi (walau sesungguhnya saya agak terganggu) membuat point saya mulai berkurang angka per angka.

Pixar juga terlalu berani menghadirkan dua karakter yang usianya beda jauh ini dengan tampilan yang sangat "strong" dan seakan akan punya jiwa anak muda. Sungguh tidak ideal dan sekali lagi terlalu berani. Lihatlah scene dimana Russel terayun ayun dengan seutas tali yang dipegang oleh Carl pada saat Kevin (nama burung itu) berlari so fast diatas bebatuan besar dan nyaris masuk jurang. Saya rasa peserta Fear factor pun pasti sempat terperosok. Tapi russel nyaris tanpa luka. Kemudian lihatah gambar diatas, dimana Carl dan Russel berbekal dua tali mengangkat RUMAH . Hanya Fisika yang bisa memperhitungkan keakuratan hal tersebut. Belum lagi Carl yang digambarkan tua dan tulang punggungnya sudah agak peot dan memakai tongkat tiba tiba dapat memanjat tangga tangga besi pesawat Muntz dengan sigapnya. Owalllaaaahhhh

Tapi syukurnya, Score musicnya sangat jempolan dan memang sangat sesuai selera saya. Ditangan Michael Giacchino UP memiliki alur yang dramatis,penuh harapan dan penuh tantangan.


Begitulah UP dalam penjabaran saya , ada hal hal baru,kelebihan dan kekurangannya. Secara keseluruhan UP masih kalah jauh dengan dua karya Pixar sebelumnya WALL E dan RATATOUILLE , bahkan masih kalah manis dengan FINDING NEMO. Hal ini barangkali karena terlalu berekspektasi pada film ini.Dan ada satu lagi, penggarapan hasil akhir Villain Charles Muntz yang agak datar. Tidak seperti INCREDIBLES yang amat sangat sempurna dalam menampilkan sosok villain paling dibenci oleh semua orang yang pernah melihatnya.Dan masih banyak pertimbangan pertimbangan lain lagi yang agak membuat tanda tanya.


Dan secara pribadi film ini dengan sangat mengagetkan saya masih dibawah FANTASTIC MR FOX produksi animasi fox. Fantastic Mr Fox mendapat nilai sangat tinggi dari saya yakni 93 dan langsung kudaulat sebagai film paling bersejarah dalam hidup saya.Dan UP sendiri sedikit mengkhawatirkan karena sepertinya tidak sampai dengan nilai diatas 70. Sungguh jauh sekali perbedaannya.Bukan tanpa alasan Fantastic Mr Fox mendapat nilai 93 tersebut bahkan hendak saya tambahi beberapa point lagi. film Wes Anderson ini tampil dengan sangat bergaya dan artistik.

Setiap scene pun dipenuhi dialog dialog menggelitik, bahkan saya agak protes karena naskahnya tidak jebol Oscar. Belum lagi Scorenya yang sangat amazing dan menurutku setingkat diatas SCoring Up. Ngak percaya? coba deh animasi Stop motion itu.... Walau begitu, UP tetap HIGHLY RECOMENDED dan sangat ideal buat ditonton bareng bareng keluarga. Karena saya nontonnya sendiri , perasaannya agak gimana gitu? jadi rindu ayah,mama dan adek yang jauh tinggal dikampung sana. Jadi jangan diikuti saya yang agak berjelimet mengkritisi ini dan itu, pesan dan kesan UP secara keseluruhan sangat baik.


"CROSS YOUR HEART"
score : 3.0/5

Saturday, May 22, 2010

Nominasi Mtv Movie Award 2010



Mtv Movie Awards 2010 akan segera digelar pada 6 juni mendatang. Walau bagi saya hype nya sangat kurang karena yang menang belum tentu adalah yang memang sarat kwalitas sinema. Saya buktikan dengan menilik mundur pemenang pemenang best movie tahun lalu. Adalah Twilight Saga yang sangat populer dikalangan anak muda kecentilan mampu menendang film kelas Oscar "The Dark Knight"dan "slumdog Millionaire". kemudian ditahun 2008 diraih oleh Transformers , padahal ada Juno yang tidak kalah jadi trendsetter di mata saya. Dan memang wajar saja format pemilihannya yakni dengan menggunakan line voting on line bagi remaja.Jadi memang agak sulit menebak pemenangnya karena tidak ada landasan teori yang konsentris yang dipakai layaknya Academy Award , BAFTA juga Golden Gobe. Hmm.., tapi list dibawah ini akan saya coba untuk memprediksi siapa pemenangnya dan siapa jagoan saya sesungguhnya. Unggulan pemenang ditandai dengan [*] sedangkan favorite saya dilabeli dengan warna biru.





Berikut daftar lengkap para nominasi penerima piala MTV Awards 2010.

BEST MOVIE (voting stays live throughout the event)
"Alice In Wonderland"
"Avatar"
"Harry Potter and the Half-Blood Prince"
"The Hangover"
"The Twilight Saga's New Moon" [*]

BEST FEMALE PERFORMANCE
Amanda Seyfried - "Dear John"
Emma Watson - "Harry Potter and the Half-Blood Prince"
Kristen Stewart - "The Twilight Saga's New Moon" [*]
Sandra Bullock - "The Blind Side"
Zoe Saldana - "Avatar"

BEST MALE PERFORMANCE
Channing Tatum - "Dear John"
Daniel Radcliffe - "Harry Potter and the Half-Blood Prince"
Robert Pattinson - "The Twilight Saga's New Moon"
Taylor Lautner - "The Twilight Saga's New Moon" [*]
Zac Efron - "17 Again"

BEST BREAKOUT STAR
Anna Kendrick - "Up in the Air"
Chris Pine - "Star Trek"
Gabourey Sidibe - "Precious: Based on the Novel Push by Sapphire"
Logan Lerman - "Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief"
Quinton Aaron - "The Blind Side"
Zach Galifianakis - "The Hangover" [*]

BEST COMEDIC PERFORMANCE
Ben Stiller - "Night at the Museum 2: Battle of the Smithsonian"
Bradley Cooper - "The Hangover" [*]
Ryan Reynolds - "The Proposal"
Sandra Bullock - "The Proposal"
Zach Galifianakis - "The Hangover"

BEST VILLAIN
Christoph Waltz - "Inglourious Basterds" [*]
Helena Bonham Carter - "Alice In Wonderland"
Ken Jeong - "The Hangover"
Stephen Lang - "Avatar"
Tom Felton - "Harry Potter and the Half-Blood Prince"

BEST FIGHT
Beyonce Knowles vs. Ali Larter - "Obsessed"
Hugh Jackman and Liev Schreiber vs. Ryan Reynolds - "X-Men Origins: Wolverine"
Logan Lerman vs. Jake Abel - "Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief"
Robert Downey Jr. vs. Mark Strong - "Sherlock Holmes"
Sam Worthington vs. Stephen Lang - "Avatar" [*]

BEST KISS
Kristen Stewart and Robert Pattinson - "The Twilight Saga's New Moon" [*]
Kristen Stewart and Dakota Fanning - "The Runaways"
Sandra Bullock and Ryan Reynolds - "The Proposal"
Taylor Swift and Taylor Lautner - "Valentine's Day"
Zoe Saldana and Sam Worthington - "Avatar"

BEST WTF MOMENT
Betty White - "The Proposal", Cops a Feel
Bill Murray - "Zombieland", Bill Murray?! A Zombie?!
Isabel Lucas - "Transformers: Revenge of the Fallen", Unexpected Transformation
Ken Jeong - "The Hangover", Naked Trunk Surprise [*]
Megan Fox - "Jennifer's Body", Vomits a Mysterious Black Ooze

GLOBAL SUPERSTAR
Robert Pattinson
Kristen Stewart
Taylor Lautner
Johnny Depp [*]
Daniel Radcliffe

BEST SCARED-AS-SH**T PERFORMANCE
Alison Lohman - "Drag Me to Hell" [*]
Amanda Seyfried - "Jennifer's Body"
Jesse Eisenberg - "Zombieland"
Katie Featherston - "Paranormal Activity"
Sharlto Copley - "District 9"

BIGGEST BADASS STAR
Rain
Angelina Jolie [*]
Channing Tatum
Sam Worthington
Chris Pine

Friday, May 21, 2010

The Trailer as Mini-Movie

The other day on Facebook I put up a self-made trailer for Citizen Kane with the idea of making it a spoiler trailer of the kind that does everything but show you the climax of the film, frame for frame. As such, Rosebud is quite obviously hinted at throughout, effectively spoiling the mystery for anyone who hasn't seen it. It seems like a modern dilemma but actually trailers have been doing it for decades. Neil Sarver mentioned the trailer for The Searchers as among the worst offenders and he's right, it does play like a mini-version of the film itself leaving little surprise for the viewer in the theatrical setting. Another mini-movie is the original trailer for Jaws.

But for me, it's not just the spoiler quality of modern trailers that makes them so awful but the by-rote editing style everyone is now familiar with as exemplified in this now famous and widely seen parody of modern day trailers, found here. But it's this trailer for Avatar that I had in mind more when making mine as it has the same old action/thriller trailer editing schtick down pat: Intro to characters, slow build to story followed by short montage with quick cuts and music building towards crescendo. Then title and sometimes, as in mine, a short post-title scene before credits. And this method of trailer making is, to me, an anti-sell of the movie. I was no big fan of Avatar (see my lukewarm review) but it was better than the trailer would lead one to believe. The trailer looks like a bad sell of one of the worst video games ever conceived.

I don't watch trailers much for this very reason. They never quite sell me on a movie and make movies I might otherwise find enjoyable seem really bad. And in some cases, as mentioned earlier, Pleasantville and What Lies Beneath being two notable examples, they practically show the viewer a condensed version of the entire narrative making seeing the actual film virtually pointless (which, in the case of What Lies Beneath was probably a good thing).

Because of this "tell all" nature of the theatrical trailer I much prefer the teaser trailer, the one that gives but a hint of the movie and actually makes you want to see it. My favorite of recent years is probably Inglourious Basterds. It's entertaining and fun and most of all, once you see the film, you realize it gave away virtually nothing. But teasers don't have much of that quality anymore and seem as bad as the full trailers that often follow. And somehow, in a kind of perverse celebration of this, I plan on making more trailers for classic movies, in part to keep my editing skills up to task and in part just to see how to best make a bad trailer for the purely creative aspect of it. I hope you enjoy them as much as I enjoy making them. Probably not but what the hell, I'm going to make them anyway.

Here's the Citizen Kane trailer for those who didn't see it on Facebook. The sound quality's not as good as I'd like (my narration is a little too echo-chamber sounding) but that should, hopefully, improve with time. Enjoy.

Thursday, May 20, 2010

Le Grand Voyage (Perjalanan Besar)


Reda bertanya kepada sang ayah "Mengapa ayah tidak naik pesawat saja ke Mekkah .Ini akan lebih mudah." Sang ayah terdiam dengan sorot mata yang sayu menatap putranya tersebut. "Air laut baru akan kehilangan rasa asinnya setelah ia menguap ke atap langit", jawabnya.
"Apa?"
"Ya, begitulah air laut menemui kemurniannya.Ia harus mengangkasa melewati awan. Disinilah mengapa naik haji berjalan kaki lebih baik daripada naik kuda, lebih baik naik kuda daripada naik mobil, lebih baik naik mobil ketimbang naik perahu , dan lebih baik naik perahu daripada naik pesawat"

Itulah petikan cerita yang akhirnya diutarakan Reda kepada ayahnya dihamparan salju yang dingin dan menikmati hangatnya teh dan selimut. ketika itu mobil mereka mogok di negara Bulgaria, padahal perjalanan mereka masih sangat jauh mencapai 5000 mil. Pertanyaan yang sangat kunanti oleh Reda pada ayahnya. Namun, Sang ayah menjawabnya dengan sangat puitis dan sanggup mencapai gari garis falsafah kehidupan. Semakin susah payah kita menuju perjalanan ketanah suci , maka semakin murnilah jiwa kita.Inilah intisari yang sejauh ini bisa saya petik..

Le Grand Voyage alias "Perjalanan Besar" adalah Road movie produksi perancis yang diarahkan dengan sangat apik oleh Ismaƫl Ferroukhi. Sang ayah yang diperankan oleh aktor senior Mohamed Majd menampilkan karakter yang dingin,sederhana dan sangat menyayangi Reda (Nicolas Cazale) putranya yang sangat jauh berbeda dengan kepribadiannya. Mereka adalah pendatang dari afrika timur dan tinggal di kota Prancis lebih dari tiga puluh tahun lamanya dan masih memegang prinsip Islam dengan sangat kuat. Namun anaknya Reda menunjukkan betapa lunturnya akar akar agama yang dididik oleh ayahnya. Ia tidak pernah sholat lima waktu dan bahkan hendak menikahi wanita non muslim.

Ketika itu Reda hampir pasti akan meraih gelar sarjana dan akan merayakannya dengan pacarnya tersebut. Namun ayahnya meminta untuk menemaninya berkendara menuju Mekkah.
Diperjalanan akbar inilah hubungan dingin ayah dan anak ini sangat kontras. Dengan cerdasnya Feroukhi menyampaikannya dengan naskah yang amat minim namun sangat kuat. uniknya sesungguhnya mereka saling mempedulikan satu sama lain.


Le Grand Voyage memang sempat sampai di Jiffest Film festival, maklum Perancis punya ikatan yang sangat kuat dengan Indonesia dalam mempromosikan film film mereka yang sanggup membanjiri seluruh kota kota besar di indonesia. Le Grand Voyage sendiri dinominasikan dikancah BAFTA kategori "Best Film Not In English" dan masih terngiang bagaimana film ini diadu domba oleh film dengan profil tinggi lain "Turtles Can Fly".

Le Grand Voyage memang sangat sederhana,miskin teknis.Namun seperti yang sudah saya singgun dari awal profil saya sebelumnya bahwa film seperti ini setidaknya dapat diproduksi anak bangsa. Tidaklah harus dengan visual effect dan dana yang membludak, betapa esensi kesederhanaan itu sendirilah yang apabila matang ditangani ,tidak mustahil akan mendapat pujian dimata dunia.

Score : 4.0/5




Fantastic Mr Fox


Tahun 2009, selain disebut sebut tahun perhelatan akbar deretan Sci-Fi movie, juga dimeriahkan banjirnya animasi animasi yang sangat berkwalitas. Walaupun dominasi film film Produksi Pixar masih belum terpatahkan dalam menyabet kompetisi kompetisi internasional, saya rasa tahun 2009 adalah tahun kebangkitan untuk studio studio animasi lain. Yakni Gibli, salah satu pesaing paling tua di sejarah animasi dunia, kembali memberikan kepercayaan pada Hayao Animasi dengan tangan animatifnya menghasilkan PONYO. Kemudian jangan lewatkan SECRET OF KELLS yang mendapat tempat yang baik dimata kritikus.Juga ada buah tangan Henry Selick berjudul CORALINE yang sangat bagus, dan satu lagi jauh dari negri Kanguru "MARY AND MAX". Tapi yang akan kita bicarakan disini adalah film animasi tahun 2009 yang pertama kali saya tonton berjudul FANTASTIC MR.FOX.

Title : Fantastic Mr.Fox
Voice :George Clooney,Merryl Streep,Jason Schwartzman, Bill Murray, wiilem dafoe
Director :Wes Anderson

Fantastic Mr.Fox adalah debut penyutradaraan Wes Anderson untuk film animasi yang diangkat dari buku cerita anak anak karya ROALD DAHL berjudul sama. Menceritakan Mr.fox (Georger Clooney) dan istrinya Mrs.Fox (Streep) yang suatu hari sedang berburu, terperangkap didalam sebuah jebakan yang dibuat manusia. Dalam keadaan yang amat mendesak, Mrs.Fox memaksa sang suami untuk berjanji pada dirinya yang hamil muda untuk tidak lagi melakukan kebiasaan itu kalau saja lepas dari perangkap tersebut.Mr Fox pun berjanji dan akhirnya mereka pun lolos.

Dua tahun berselang, Keluarga Fox kini tinggal di lubang bawah tanah dan berprofesi sebagai jurnalis. Ia memiliki seorang putra, Ash (Schwartzman) yang merasa kurang diperhatikan oleh ayahnya. Lantaran ia semakin kesal dengan kedatangan sepupunya Christoperson yang kelihatan serba lebih.Mr.fox sendiri amatlah bosan tinggal didalam tanah dan berniat pindah ketempat yang baru. Dengan menampik saran pengacaranya (Murray) lantaran tempat tersebut berbahaya, mereka sekeluarga akhirnya pindah.

Rumah baru mereka yang sangat strategis dan dekat dengan ladang ladang dan peternakan membuat Mr.Fox tergoda untuk menyusun kebiasaan lamanya tersebut. Sayangnya, Mr.Fox tidak menduga bahwa para pemilik peternakan tersebut sudah lama sekali dendam padanya, yang tidak hanya mengancam ia dan keluarganya, tapi seluruh penduduk yang tinggal dihutan tersebut.







Wes Anderson menyajikan Fantastic Mr fox dengan sangat bergaya dan sangat artistik. Animasi Stop-Motion yang ia pakai mampu menghidupkan cerita ini kekelas yang lebih tinggi dimana orang dewasapun dapat untuk menikmatinya.Ditambah dengan Score music garapan senior Alexandre Desplat yang sangat berkesan dan menjadikan Film ini menjadi sangat unik. Ditambah lagi pengisi suaranya yang sangat jempolan.

Wes Andersonpun memberikan unsur komedinya yang sangat komikal,lucu,dan naskahnya itu loh yang benar benar kupuji..Pesan moralnya juga sangat dapat dimana kehangatan keluarga tetap diselipkan sebagaimana karya Wes Anderson sebelumnya.
Tidak ada kata lain untuk merangkumnya selain kata "MASTERPIECE" dan merupakan salah satu animasi terbaik dan sarat hiburan yang aku inginkan. Selamat menonton

Score : 4.5/5

Wednesday, May 19, 2010

Inception Trailer 3


Inception adalah film yang paling kunanti saat ini dan tanggal rilisnya akan dijadwalkan bulan july di USA.
Dengan rumus : THE MATRIX + THE DARK KNIGHT +CHRISTOPHEN NOLAN = INCEPTION akan menawarkan formulasi yang sangat menjanjikan.
I Can't wAIT !!! I Can't!!!
Saya masih percaya balas dendam kegagalan The Dark Knight dimata HFPA dan AMPAS ada pada film ini.

"Perhaps, one day, we will be friends..."

"Someone remind me why we made this door so big."


Since King Kong's release in 1933, viewers have asked, sometimes mockingly, "If you built a massive wall to keep Kong out, why, in God's name, did you make a door big enough for him to get in?!" It's a logical question. After all, if any one of the villagers needs to get outside to take a stroll or have a picnic it's a simple matter of installing a 7 foot door, or doors, along the wall. Building a conveniently sized 40 foot door seems to defeat the purpose of the wall. But maybe not.

I believe the villagers are extending a welcome to Kong, albeit a guarded one. They are saying, "Now, right now, we are enemies. You are big and powerful and can eat us. Or step on us. Or even throw us around. But one day, far off in the future, perhaps, we will be friends. We will invite you to dinner and for you to accept and actually attend, you'll need to get through the wall. No problem. We already have a door big enough for you to do just that. It's locked right now but one day, we hope, it will be open."

Kong relieves himself outside the wall. Hey, when you gotta go, you gotta go.


I imagine every time Kong came to get a fresh bride he looked at that door and thought, "I've got to get past my anger for these people. They want me to know I'm welcome but for now, at least, I cannot be, for I hate them."

Kong does eventually come through that door and gets gassed for his troubles.

What might have been.

"Up yours, jerkwads!" Kong gives everyone the finger upon his triumphant entry.

Little Miss Sunshine

Apakah anda pernah menyaksikan film "American Beauty". Ya..,kalau sudah pernah "Apa yang anda rasakan?"Satir,dark dan anda tidak akan pernah berhenti mengelus elus dada anda melihat sikap anggota keluarga Lester Burnham ini. Sudah sebelas tahun berlalu, jika ditonton berulang kali tetap mengingatkan pengalaman pertama kali melihatnya. Lantas adakah film yang mampu mengulang kembali kesatiran yang sudah lama saya rindukan itu? Jawabannya "Ada".
Ditahun 2006 Fox meluncurkan sebuah drama komedi berjudul Little Miss Sunshine. Diajang kompetisi Internasional sekelas Sundance Film Festival , film ini mempesona para penonton dan jurinya. Walau diserempet oleh dominasi Dreamgirls di Academy Award, film ini tak terduga menyalip semua pesertanya dan menjadi Underdog alias Biang Kerok paling menggemaskan saat itu.
Dengan kemenangan dua Oscar ditangannya mari bersama sama kita baca re-view film tersebut.


"Ada sebuah keluarga kelas ekonomi menengah tinggal di Albuquerque yang sedang menghadapi situasi yang rumit dan diujung tanduk.Kepala keluarga tersebut bernama Richard Hoover, seorang penulis buku 9 langkah menuju kesuksesan yang perfeksionis dan sedang mengurus kontrak bukunya dengan penerbit.Ia memiliki seorang istri bernama Shyerril dan dua anak Olive dan Dwayne.
Olive tergila gila dengan kontes kecantikan yang ia ikuti.Ia meraih tempat kedua didalam kompetisi lokal setempat.
Dwayne yang lebih aneh, ia puasa bicara selama berbulan bulan dalam kaul usahanya memasuki kelas penerbangan.
Kemudian ada kakek Olive dan Dwayne bernama Edwin Hoover seorang pecandu narkoba yang kesibukannya ikut melatih penampilan Olive, cucunya tersebut.
Dan satu lagi paman mereka Frank yang hendak bunuh diri lantaran ia diputuskan oleh kekasihnya yang berpaling kepada koleganya.

Scene paling seru akan kita dapatkan pada saat makan siang.Si kecil Olive menanyakan mengapa tangan pamannya dibebat.Ibunya Sherryl protes karena merasa pertanyaan itu akan menjurus pada aksi bunuh diri Frank. Tapi Richard malah membuat Olive penasaran.
Perdebatan seru terus terjadi sampai pada akhirnya Olive dengan cerdas hanya mengatakan "That's Silly" membuatku tertawa terbahak bahak tak karuan.



konflik terus terjadi dengan pembawaan komedi dan dengan tiba tiba datang telepon yang mengatakan juara pertama kompetisi lokal setempat di Diskualifikasi dan Olive berhak ikut kontes Little Miss sunshine di California.Semua keluarga ikut ber bondong bondong mengantarkan Olive seakan akan ada angin surga yang datang ditengah tengah kehancuran mereka.

Maka mereka pun pergi dengan mobil tua dan dengan kejutan kejutan dan kekocakan yang lucu sekali dan jauh dari kesan slapstick. Dengarkan saja sang kakek dengan mulut kotornya tersebut yang menyarankan Frank yang putus cinta agar tidur dengan banyak wanita sebelum pada akhirnya menyesal seperti dirinya yang tidur dengan satu wanita sampai masa tuanya.Kemudian aksi saling sindir antara Frank dan Richard (siapa yang ngak geram ama si Richard ini.sombongnya bukan main).


Kejutan datang dari Richard dimana bukunya ditolak penerbit,Dwayne yang rahasianya terkuak, keharuan pun melanda sang kakek, sampai pada perjuangan mereka menghantarkan Olive yang minder. Dan pada akhirnya apa yang mereka tidak dapatkan bukanlah masalah, melainkan ada hal lain yang "melebihi segala galanya."

Semua pemain bermain sangat gemilang dan naskahnya yang agak kotor dan intens menjadi senjata utama setiap scene scene didalamnya.
Saya suka penampilan Greg Kinnear disini yang bebalnya bukan main tetapi menyiratkan rasa kasihan sebagai kepala rumah tangga yang gagal.kemudian Paul Dano yang selama dua pertiga penampilannya hanya menggunakan bahasa tubuh dan isyarat.Tidak ketinggalan tony collette yang satu satunya berperan sebagai tokoh yang "normal" di film ini mampu memukau saya.




Abigail Breslin seakan akan aktris cilik yang sudah hampir pasti menggantikan aktris cerdas cate Blanchett bersanding Dakota Fanning ( abis keduanya agak mirip ..) dengan perut buncitnya tampil lugu dan kocak (lihat bagaimana dia menari Streaptease). Oscar dijatuhkan pada sang kakek yang diperankan dengan kotor,mesum dan amat iba oleh Alan Arkin.


Little Miss Sunshine memang pantas meraih 2 piala utama Oscar. walau bukan konsumsi anak anak, betapa film ini layak diputar dan rasa ketika menontonnya sangat komplit. terkadang manis, asam dan pahit diiringi kegetiran dark komedi didalmnya.

Tidak ketinggalan soundtrack didalamnya yang sangat Amerika dimainkan oleh Devotcsha dan Sufjan Stevans dengan alunan layaknya marching band. "Till The End of Time, How It Ends, The Winner Is,chicago '' adalah track rekomendasi dari saya.


Silahkan mencobanya....

Score : 4.25/5

2012


Sebenarnya saya berpikir seribu kali apakah saya harus me review film yang menipu saya ini atau saya pendam saja didalam arsip ingatan saya. 2012 adalah suatu penipuan yang berkedok bisnis dalam mengeruk dollar sebanyak lebih dari 700 juta dollar di seluruh dunia dalam waktu singkat. Kehebatan 2012 dalam menampilkan fenomena "Chaos" di seluruh dunia adalah suatu bukti bahwa tingkat keingin tahuan orang awam sangat meledak untuk menonton hal hal yang dangkal ketimbang menonton sesuatu yang lebih progresif. Di Indonesia sendiri, film karya anak bangsa "Serigala Terakhir'' harus ketimpa tembok runtuh dalam peredaraannya di bioskop karena pemutaran 2012 yang lebih besar euforianya.Pokoknya satu kata untuk 2012 setelah credit title tampil dilayar "SAMPAH".

Siapakah Orang yang menjadi Dalang Hancurnya Ekspektasiku terhadap 2012?

Siapa lagi kalau bukan sutradaranya sendiri "Rolland Emerich". Ya.., Tidak diragukan lagi Label yang satu ini adalah aset antik dalam urusan Disaster movie.. Pengalamannya dalam membesut StarGate,Independence Day (prestasi tertingginya) dan Godzilla membuatnya kenyang pengalaman. Kemudian ada The Day After Tomorrow yang dimata saya tidak ada sisi negatifnya walaupun masih terlalu gampangan. Empat tahun pasca TDAT dengan geramnya ia memaksa saya melihat film kacau 10.000 BC. Bayangin aja bahasa inggris berlaku pada saat itu ( setidaknya agak ditiru ke orisinilan setting cerita Apocalypto), sehingga saya nobatkan 10.000 BC sebagai film terburuk kedua Rolland Emerich.

Seakan akan tidak ada malu malunya menelurkan film "sampah", ia malah dipercaya menangani 2012 yang punya profil tinggi didunia.
Saya sejujurnya sedikit rutin membaca buku buku 2012 yang membludak di gramedia. Kemudian rating trailer 2012 yang lumayan bagus setidaknya melepaskan Mas Emerich sebagai Wrost director dimataku, dan point ekspektasi terdampar kepadanya.

Daaaaaaaaaammm.., melihat 2012 seakan akan kita melihat produk kapal pecah yang sangat tidak terbayangkan. Film yang benar benar nosense/klise/tertebak dan terlempar ke laci "hancur" dimata saya.
Dan setelah itulah kita tidak perlu mempertanyakan lagi apakah benar dunia akan kiamat ditahun 2012 itu.
Masihkah anda hendak menerka nerka pekerjaan Tuhan?
Implementasi jauh saya utamakan didalam realita ketimbang aspek hiburan.

Directed By : Roland Emerich
Cast : As Survivor John Cusack ( As played In "Cone Air")
John Cusack.Amanda Peet, Chiwetel Ejiofor, Oliver Platt.

Score : 20/100

Tuesday, May 18, 2010

Avatar


plok plok plok plok plok plok....
begitulah riuh rendah tepuk tangan dan jeritan histeris moviegers setelah credit title tampil dilayar.Avatar adalah impian karatan James Cameron yang tertunda selama belasan tahun setelah proyek film blockbuster "Titanic" menjadi film hit sepanjang zaman.Pihak Twentieth Century Fox pada akhirnya adalah perusahaan yang mau membiayai film ini dengan angka yang menakjubkan.400 jeti..!! Itulah angka yang menuntun Kakek Cameron dalam menghidupkan epik futurisitik ini menjadi tayangan visual yang bombastis. Avatar adalah Action,Adventure,Sci-Fi,Th
riller paling memukau dalam satu dekade. Jadi saya sudah membulatkan hati untuk membuktikannya.

Avatar akan fokus dengan peperangan di dunia Pandora, dimana manusia akan berperang dengan para Na’vi, penghuni asli Pandora, manusia menginginkan uranium yang ada terdapat dibawah pohon besar tempat tinggal para Na’vi, perperangan terjadi dengan manusia demi menjaga sumber daya alam planet mereka.Tentunya agar cerita tetap menarik, ya Sang tokoh utama Jake sully terlibat asmara dengan penduduk lokal setempat.


Setelah menontonnya ada banyak hal yang saya pertanyakan. Avatar memang unggul sekali dalam urusan teknis, tapi amatlah lemah di sektor naskah.
Owalah..., kacang sekali naskahnya om cameron ini membuatku sedikit mencaci maki kemenangannya di Golden Globe. Salah seorang teman mengatakan kalau di tiga puluh menit pertama dia sudah tidak tertarik lagi menontonnya karena terlalu ber ekspektasi pada film ini, dilatar belakangi juga dia telah menonton Sci-Fi District 9 dan Star Trek yang jaaaaauh lebih berbobot.


more objective kog mirip???


Menurutku sih film ini seakan akan gabungan dari dua film terkenal arahan peter Jackson dan Mel Gibson dan dipermak menjadi Khas Cameron. Film apa lagi kalo bukan LORD OF THE RING TRILOGY dan BRAVEHEART. Dua film epik tersebut sama sama mengantongi Best pictures pada tahun 2003 dan 1995.

Hal ini mungkin menjadi spekulasi dari pengamatanku sendiri tentang ketidakorisinilan Avatar itu sendiri. Naskah Avatar bukan adaptasi komik komik terkenal ala Marvel. James Cameron lah yang menulisnya. Namun rasanya Cameron tidak menurunkan ke khas an nya seperti film film pendahulu Avatar.
Juga ada komentar dari teman sebelah yang mengatakan ke miripan animasi film ini dengan Princess Mononoke, film produksi Gibli.
hUUEhh , lengkap juga kekesalanku pada film ini karena dia di gembor gemborkan dapat Oscar.
Baaaaaaaaaaaaam!!!!


Ada satu lagi yang aku kesal kan. sepele sih.. masalah score music. suer nih komposerAvatar emang keren tapi kayaknya nge duplikat banyak score score fantastis yang aku kenal. John Williams ( Memoirs Of Geisha), Apocalypto Mel Gibson dan Howard Shore LOTR ( untung aja Gustavo Santaolalla enggak kena getahnya)

Pendek kata, Avatar memiliki sisi universal yang sangat disukai banyak orang. Apalagi yang hendak menonton tanpa mencari sisi pesan dan kwalitet cerita sesungguhnya.
Tapi untuk saya yang memang berlagak kritikus, ada yang jauh lebih waah ketimbang Avatar, dia adalah yang tadi
DISTRICT 9 dan STAR TREK.

Score : 3.0/5



And When Did You Last See Your Father




















And When Did You Last See Your Father adalah film drama indie yang diluncurkan pada tanggal 5 October 2007 di Irlandia namun masuk bioskop Hollywood pada pertengahan 2008. Film adaptasi oleh kisah nyata yang ditulis oleh Blake Morrison ini sudah cukup lama menjadi daftar film yang akan saya tonton tentunya.

Bagaimanakah cara kebanyakan seorang anak berhubungan dengan ayahnya? Sempat terlintas dibenak saya sendiri bahwa dulu saya paling tidak bisa ngobrol pada ayah saya lantaran saya takut oleh kumisnya yang melengkung gelap dan suaranya yang bulat berkharisma.Asap rokok gudang garam merah yang mengepul melingkari atas kepalanya menjadikan figur seorang ayah yang sangat saya segani dan itu semua berakhir pada saat umurku menginjak lima belas tahun.
15 tahun? Itu adalah waktu transisi yang sangat mencengangkan bagi saya sendiri kalau mereka mendengar waktu untuk selama itu takluk pada sang ayah.
Paling paling saya bisa menghitung berapa kalikah saya berbasa basi dengannya,menyediakan asbak rokok dihadapannya,mengganti channel tivi untuknya dan menjawab pertanyaannya tentang bagaimana prestasi saya.
Semua itu bergulir dengan sendirinya.Bergulir dalam hubungan dingin yang mengatup ruang hati untuk saling lebih menyayangi secara kasat mata. Ah...sungguh saya tidak senormal anak anak anak lain dalam urusan pelik ini.

Bagi mereka yang menggemari film indie , maka saya sangat merekomendasikannya buat anda bersama keluarga anda khususnya apabila anda yang ingin tahu seberapa kenalkah anda dengan pribadi ayah anda.
Harap bawa tissue sebanyak mungkin dan singkirkan popcorn atau coca cola anda.
Maka setelah itu anda akan berdarah darah sehabis jendela layar telah tertutup.
Karena saya telah menjadi korban keganasan film ini maka saya tergerak untuk menulis reviewnya.


Arthur Morrison adalah seorang mantan dokter yang terkenal dengan sosok yang berjiwa luas, pandai bicara dan bahagia. Kebahagiaan itu disertai dengan keinginan beliau agar putra sulungnya Blake Morrison untuk mengikuti jejaknya sebagai seorang dokter.
Blake tidak bersedia mengabulkan permintaan sang ayah lantaran ia ingin menjadi seorang penulis.
Dan kesehariannya memang tak lepas dari buku yang dibawanya kemanapun ia sempat mengisi waktu luang.

Blake dekat dengan sang ayah.
Ia sering diajak bermain main ke pantai, bermalam di pegunungan dan belajar menyetir di pantai lepas.
Namun ia menangkap pribadi jelek sang ayah ditengah rasa tulus Arthur memberi perhatian penuh padanya.Mengejutkan bahwa Arthur sering selingkuh dengan istri orang lain. Akhirnya pandangan seperti itulah yang ia bawa terus dalam perasaan dendam pada arthur berharap ia mati secepatnya.
Sayang sang ibu Kim lebih memilih untuk pasrah, melengkapi keganjilan dan kemelut dalam roda keluarga mereka.
Dan ditengah badai pubertas yang bergejolak Blake berhubungan intim dengan salah seorang pembantunya lantaran kesal pada perlakuan Arthur.






Ia ingin membuktikannya diri sebagai keberrhasilan ia sebagai anak muda yang berhasil menjadi pria dewasa.Pembuktian yang terlalu beresiko.
Kini Blake menjadi penulis terkenal,telah berkeluarga dan mendapat banyak penghargaan.
Namun hal itu tak dianggap sebagai kebahagiaan sang ayah.
Hubungan ayah dan anak yang sebenarnya wajar tersebut harus ditutup dengan kabar ketika Arthur mengidap kanker kronis dan hidup tak lama lagi.Blakepun menjemput mereka dirumahnya di Yorkshire melihat kondisi terakhir Arthur.
Dalam waktu waktu penuh kepahitan itulah penonton diajak untuk tenggelam menyaksikan Blake yang merenungi bagaimanakah sebenarnya perasaan ia pada Arthur.
Pasca kematian Arthur Blake akhirnya tak kuat menahan kesedihannya dan menyadari bahwa keganjilan dan konflik dalam keluarga tidak dianggap menjadi alasan ia membenci bulat bulat Arthur.
Arthur sendiripun berharap bahwa ia ingin menunjukkan kepada Blake dan Kim bahwa ia adalah ayah yang baik walaupun ia telah menjemput ajal.


















Film sederhana yang berjalan dengan alur yang sangat Eropa ini mengundang keharuan siapapun yang menyaksikannya.

Banyak yang menilai tidak tahan dengan permainan Collin Firth dan Jim Broadbent ini yang benar benar prima.
Tapi bagi saya sendiri film ini sungguh overatted. Dengan durasi sembilan puluh menit , saya menganggap pesan yang disampaikan sangat biasa walau emosinya sangat sempurna.Barangkali kalau saya boleh berkomentar ,ini diakibatkan oleh penggarapan remaja Colliin yang diperankan Matthew Beard tidak mengena.
Tapi lepas dari semua itu film ini unggul dalam cinematography yang mutakhir,penyutradaraan yang bagus serta kekuatan naskah itu sendiri.
Collin Firth sendiri berakting penuh emosional sebagai anak malang yang tak tahu dan tak sempat bagaimana sebenarnya perasaan ia pada Arthur.Empat bintang untuk Collin yang berhasil mengombang ambing emosiku.

Scene paling saya sukai adalah ketika Blake muda diajarkan menyetir mobil bersama ayahnya dihamparan pasir pantai yang luas,indah dan berkesan..Anand Tucker mengambil angle angle yang puitis dan sarat pesan pesan sederhana namun meninggalkan kesan yang sangat indah dan dibalut dengan score yang menggetarkan.

And When Did You Last See your Father mengantongi sembilan nominasi festival Inggris dan memenangkan Best Foreign Film di Golden Trailer.



Cast : Jim Broadbent,Collin Firth,Juliet Stevenson,Sarah Lancashire,Matthew Beard,Elaine Cassidy dan Gina McKee.
Director : Anand Tucker
Screenplay : Blake Morrison (book) and David Nicholls (screenplay)
Year : 2008

Score : 3.5/5

The Departed


Martin scorsese kembali lagi menghasilkan karya luar biasa yang diadaptasi dari drama mafia terlaris Hongkong( Infernal Affairs) berjudul The Departed. Infernal Affairs sendiri dirilis pada tahun 2002 dan merupakan garapan duo sutradara Wai - keung Lau dan Alan Mak. Infernal Affairs sendiri bisa dikatakan film produksi Asia yang bisa dibanggakan didunia internasional dan merupakan salah satu film terbaik sepanjang masa bersanding Hero, In Mood For Love, Old Boy & Syndrom Of A Century.( walau belum semuanya ditonton..).

Pada saat yang sama ketika Hollywood seakan akan kehabisan ide, maka bersama penulis naskah kondang William Monahan Martin Scorsese menggarap kembali lagi drama tersebut dan didanai oleh Warner Bross.

Tak tanggung tanggung, The Departed kebanjiran bintang kelas atas,di antaranya "aktor yang tinggal menanti piala Oscar ditangannya LEONARDO DICAPRIO, kemudian salah satu sejarah perfilman dunia JACK NICHOLSON yang mengambil peran super antagonis, bintang muda MATT DAMON dan MARK WAHLEBRG. Di tengah kesuraman dan ketegangan alur cerita didalamnya, ada aktris pendatang baru VEra Farmiaga yang memaniskan suasana.

The Departed memusatkan ceritanya pada tiga karakter utama dalam cerita ini. Masing-masing adalah Billy Costigan, Colin Sullivan, dan Frank Costello.

Frank Costello adalah seorang mafia kelas kakap di kota Boston. Semua orang berada di bawah kekuasaannya layaknya villain paling sentral.
Dalam peburuannya, kepolisian Boston kesulitan untuk mengelupas sepak terjangnya. Dan akhirnya, kepolisian Boston menerima Billy Costigan (Leonardo Dicaprio) dan memasukkannya sebagai agen penyamaran. Dengan aksen anak jalanan Boston yang kental dengan keliarannya, Frank Costello akhirnya dapat menjadikannya sebagai orang kepercayaannya.


Ternyata ada alasan lain mengapa Frank Costello sulit ditangkap karena ia mempercayai pengawalan anak asuhnya Collin Sullivan dibawah FBI. Dengan tempo yang cerdas dan cepat, kita akan dihadapkan pada hilangnya ruang batas antara siapa mata mata dan siapa orang kepercayaan yang sesungguhnya.

Billy Costigan digambarkan memiliki perangai yang liar dan kerap menghadapi kesulitan dalam mempertahankan identitasnya.Collin Sullivan yang memiliki wajah yang baik budi,rupawan, berpendidikan tinggi dan berprestasi nyatanya membela mafia mafia kelas wahid tersebut.


Film ini secara total dan sangat prima dalam banyak lini. Penyutradaraanya, Naskahnya , Aktingnya, Endingnya dan Totalitasnya sebagai sebuah hiburan tingkat tinggi. Walau sesungguhnya bukan karya terbaik seorang Martin Scorsese, ia sudah sepantasnya mendapatkan piala Oscar ( awalnya aku mendukung Clint Eastwood lewat Letters From Iwo JIma, ternyata kalah beberapa tingkat ).

Makanya tak heran, header blog saya "dijatuhkan" pada film Departed ini sebagai salah satu film terbaik yang pernah saya lihat sekaligus saya sukai.
Mudah mudahan perusahaan perusahaan hollywood mulai membuka mata untuk mengadaptasi ide ide cemerlang yang datang dari produk Asia.
Saya rasa sebagai anak bangsa kita perlu mempromosikan karya karya kita di tingkat global, siapa tahu dapat atensi yang besar..

Score : 4.25/5

Friday, May 14, 2010

The Cinephile Emerges

It's been over two weeks and it's time to get back down to business. Cinema Styles will be returning to full time posting starting this Monday. I enjoyed a somewhat successful hiatus; the story I was working on is pretty much complete with but a few changes necessary before sending it off to my friend for the screenplay part of it all but the short film I'd hoped to finish seems like an aimless disaster to me at this point. I can't get my mind around it no matter how hard I try and forcing inspiration isn't very... inspiring. Still, I'll keep at it.

In my time away from Cinema Styles I watched many movies but mainly documentaries, on subjects ranging from the Manhattan Project (for the millionth time) to Howard Zinn to Sacco and Vanzetti to revisiting Ken Burns' superb The Civil War. I also re-watched Malcolm X and was more impressed by Denzel Washington's performance this time than I was when I first saw it. Also, it's one of the few biopics that doesn't feel like pure drudgery even if it does follow the standard mold. And it does but it does so with a vigor absent from so many biopics outside of the more recent The Aviator which I also liked much better the second time I saw it.

That's it for now. Next week more posts and more video, including a new The Land Before CGI. Have a good weekend everyone!

********
pictured above is producer Darryl Zanuck studying a map at a Normandy beach entrenchment for his 1968 television special Revisiting D-Day.