

One Eye yang ternyata bisu disepanjang alur cerita diperlihatkan memiliki kemampuan lebih dalam menerawang kejadian kejadian yang akan terjadi kedepan. Dengan visualisasi yang sangat kental berwarna merah pekat, ia merencanakan meloloskan diri dengan sisa sebuah mata panah yang terletak didalam sebuah kolam tempat dia berendam.Dengan perencanaan yang sangat rapi dan menegangkan One Eye berhasil memutuskan tali yang melilit lehernya selama digiring dipendakian dan membunuh semua serdadu serdadu tersebut (jangan lupakan adegan merobek isi perut yang membuat tubuh mual) kecuali Are yang lantas mau mengikutinya kearah mana ia berjalan. Ditengah pengelanaan merekaberdua menuju jalan pulang mereka bertemu dengan rombongan suku Viking lain yang sedang beristirahat.

Perjalanan yang menggunakan kapal kayu tersebut membutuhkan waktu yang teramat lama. Kelaparan,rasa haus dan penderitaan melanda mereka. Tidak ada yang bisa dikonsumsi. Pun demikian salah satu dari mereka nekat meminum air laut yang memiliki kadar garam yang meracuni tubuh dan mati seketika.Mereka pun bertanya tanya dalam hati apakah yang akan terjadi selanjutnya? apakah mereka sampai di tanah Suci tersebut? atau mereka salah haluan...
Apakah ketersesatan mereka disebabkan membonceng sibisu yang misterius yang sempat dikatakan Are , One Eye "datang dari neraka...."

"kelam, sadis namun indah" menyaksikan Valhalla Rising kita seperti menyimak potret potret khas Terreance Malick dengan nuansa horor.Ya kita kenal beliau adalah sutradara yang paling lihai dalam urusan ini. Dan olahan Winding Refn dengan jalinan naskah yang tidak memadai ditambah referensi yang rumit ia mengajak kita untuk mengambil esensi bernilai sebuah sinema berupa gambar gambar yang teruntai dari satu frame ke frame lain. Kita akan dihadapkan pada pertanyaan yang begitu panjang dan tidak terselesaikan yakni "siapa Valhalla yang dimaksud?" begitu juga dengan karakter One Eye yang misterius tentang asal usul dan tujuannya didalam. Ada gagasan gagasan yang sangat filosofis yang dibangun sang sutradara dalam menghadirkan konflik didalamnya. Sebuah sajian yang begitu tinggi pemahamannya. Walau bagi saya setting dan waktu film ini tampak tidak begitu akurat, Valhalla Rising tampak menjanjikan sebagai karya yang pantas diapresiasi walau dengan tanda kutip tidak semua bisa dengan mudah menyukainya.
Film ini juga dihadirkan dalam enam chapter dengan maksud mendongkrak keintensan ceritanya yang dinilai tidak biasa , apalagi durasinya yang hanya sembilan puluh menit serasa begitu berharga setiap gambar yang ditake.Adegan sadis didalamnya tampil begitu indah dan dengan memamfaatkan pebukitan Eropa yang menjulang, sang sinematogapher dengan jeli tidak mensiasiakan begitu saja scene tersebut.
Valhalla Rising adalah sebuah pencapaian yang sangat mengagumkan selama saya menyaksikan kehadiran film film paruh awal ini, ia tampil dengan luar biasa. Andai durasinya diperpanjang dan dijadikan sebuah epic movie tidak bisa disangkal lagi film ini akan diingat sebagai karya yang monumental.
Directed by Nicolas Winding Refn, Cast Mad Mikelssen, Maarten Stevenson, Grodon Brown, Andrew Flanagan, Gary Lewis,Alexandre Morton Screenplay Ray Jacobsen, Nicolas Winding Refn Running Time 93 menit Company BBC Films Country Denmark,UK
.................................
New Line Cinema Score
A-
A-