Tidak pernah menyangka sebuah home production sebesar Hollywood yang belakangan di cap sudah kehabisan bensin untuk membuahkan karya bagus dan sukses ,ternyata eh ternyata masih mampu menggarap sebuah drama keluarga dengan pendekatan yang fresh dan cukup memuaskan.Namun dibalik itu semua ternyata drama keluarga yang hendak disajikan tidaklah seperti yang ada didalam benak kita, tidaklah seperti drama drama keluarga yang seperti biasa seperti seorang anak dengan segala kerewelannya bertingkah dengan pola pola lucu nan menggemaskan, atau seorang suami yang sangat mencintai sang istri namun ajal memisahkan keduanya,Atau film film yang memperlihatkan ayah sebagai figur bagi seorang anak dan kehadirannya merupakan hal terpenting, atau...apalaah pikirin sendiri.
Yang ada adalah dua orang wanita lesbian yang mencintai satu sama lain dan membesarkan dua orang anak.(Bagi yang konservatif barangkali akan tidak lagi tertarik dengan ulasan ini.)
Kedua pasangan ini sepakat untuk menggunakan bantuan dari pria lain sebagai pendonor sperma.
Keluarga wanita lesbian memang terasa asing didengar di telinga kita orang timur-an bahkan dianggap tabu , namun ternyata keberadaan mereka bukanlah hal yang baru di Amerika sana.Keberadaan mereka sudah diterima dengan akal sehat oleh keluarga lain yang normal.
Kepala keluarga mereka bernama Nic (diperankan teramat apik oleh Anette Bening) dan pasangannya Jules (Julianne Moore). Nic adalah seorang dokter yang amat perfeksionis, banyak omong,banyak tanya,melarang anaknya menaiki kendaraan sepeda motor dan menjadi tauladan penting bagi kedua anak mereka Joni (Mia Wasikowska) dan Laser (John Hutcherson).Joni adalah putri pertama mereka dan karakternya teramat pemalu.Namun ia berprestasi bagus disekolah dan mendapat grade A dan beasiswa. Sedangkan Laser, anak baru gede berumur empat belas tahun yang sedikit sensitif, salah dalam pergaulan dan juga seperti halnya dengan Joni, mereka sama sama ingin dianggap tidak lagi seperti anak kecil yang terus diatur dan diperintah.
Sedangkan Jules adalah seorang lulusan arsitek namun belum dapat mewujudkan keahliannya dalam merancang sebuah desain taman impiannya karena waktunya habis tersita menjaga kedua anaknya.
Ke empat anggota keluarga tadi sangat solid, saling menyayangi, tidak merasa kekurangan satupun, saling memberi dan menasehati dan saling mendukung satu sama lain.Pun ketika sikecil Laser (maaf dia memang masih kecil bagi saya) sedikit bingung mengapa kedua orang tuanya menonton film gay keduanya berusaha untuk memperjelas hal itu. Dengarlah jawaban yang dituturkan oleh Jules tentang semua itu dengan naskah yang teoritis.Bagi saya itu terlihat sangat aneh dan lucu.
Tapi sebenarnya kedua anak ini pada akhirnya akan bertanya tanya siapa sih orang yang mendonor sperma kepada kedua orang tuanya dan hendak merencanakan pencarian ini tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.Akhirnya mereka menjumpai ayah biologis mereka yang ternyata adalah Paul (Mark Ruffalo) seorang petani tanaman organik yang juga membuka restaurant.
Dengan sendirinya perhatian kedua anak tersebut selalu tertuju pada Paul dan ketika kedua ibu mereka akhirnya mengetahui hal tersebut mereka dengan senang hati mengundangnya berjamu makan siang dikediaman mereka.Perbincangan hangat pun bertebaran disepanjang cerita, mulai dari bagaimana pertemuan Nic dan Jules lengkap dengan kekocakan lidahnya Jules, begitu juga dengan Paul yang menganggap sekolah tinggi tinggi tidaklah terlalu penting yang ditangkap keluarga itu pertanda kebanggaan diri yang berlebihan, sampai pada Joni yang masih malu malu disepanjang cerita.Dihidangkan dengan kebiasaan mereka meminum anggur dan mengobrol satu sama lain, timbullah perasaan dari Paul bahwa ia ada ikatan diantara merekaPun semakin tampak menyenangkan ketika Jules bisa bereksperiman terhadap cita citanya selama ini untuk membangun sebuah konstruksi taman milik Paul yang tidak terurus. Perhatian Jules dan kedua anak anaknya sudah tertuju pada Paul, dari poin inilah muncullah problema problema keluarga yang cukup menyentuh, ketika figur kedua ibu ini sudah retak dimata kedua anaknya yang begitu lugu dan diliputi perselingkuhan yang tidak mengenakkan.
Pada prosesnya sebuah gulir cerita menghadirkan suatu konsepsi baru terhadap stigma terhadap keluarga lesbian ini.Siapa bilang keluarga seperti ini tidak harmonis? Siapa bilang keluarga seperti ini kekurangan figur seorang ayah? Walaupun besar yang anggapan bahwa sang sutradara seperti hendak memperlihatkan landscape eksistensi keluarga lesbian ini menjadi tampak meyakinkan, namun film ini terasa sangat universal.Terlebih Anette Bening yang menjadi karakter paling memorable disini dimana sikap perfeksionis yang ia telah bangun dianggap lain oleh Jules, Jules yang mengatakan itulah senjata Nic untuk mengekang ia bak sebuah boneka yang terus mengurus rumah. Juga ketika Nic menyanyi lagu kesukaannya dengan Paul dengan sangat menghayati sekali.Ini adalah performa yang cukup tepat untuk obat rindu pasca American Beauty.Surprisee...
Yang ada adalah dua orang wanita lesbian yang mencintai satu sama lain dan membesarkan dua orang anak.(Bagi yang konservatif barangkali akan tidak lagi tertarik dengan ulasan ini.)
Kedua pasangan ini sepakat untuk menggunakan bantuan dari pria lain sebagai pendonor sperma.
Keluarga wanita lesbian memang terasa asing didengar di telinga kita orang timur-an bahkan dianggap tabu , namun ternyata keberadaan mereka bukanlah hal yang baru di Amerika sana.Keberadaan mereka sudah diterima dengan akal sehat oleh keluarga lain yang normal.
Kepala keluarga mereka bernama Nic (diperankan teramat apik oleh Anette Bening) dan pasangannya Jules (Julianne Moore). Nic adalah seorang dokter yang amat perfeksionis, banyak omong,banyak tanya,melarang anaknya menaiki kendaraan sepeda motor dan menjadi tauladan penting bagi kedua anak mereka Joni (Mia Wasikowska) dan Laser (John Hutcherson).Joni adalah putri pertama mereka dan karakternya teramat pemalu.Namun ia berprestasi bagus disekolah dan mendapat grade A dan beasiswa. Sedangkan Laser, anak baru gede berumur empat belas tahun yang sedikit sensitif, salah dalam pergaulan dan juga seperti halnya dengan Joni, mereka sama sama ingin dianggap tidak lagi seperti anak kecil yang terus diatur dan diperintah.
Sedangkan Jules adalah seorang lulusan arsitek namun belum dapat mewujudkan keahliannya dalam merancang sebuah desain taman impiannya karena waktunya habis tersita menjaga kedua anaknya.
Ke empat anggota keluarga tadi sangat solid, saling menyayangi, tidak merasa kekurangan satupun, saling memberi dan menasehati dan saling mendukung satu sama lain.Pun ketika sikecil Laser (maaf dia memang masih kecil bagi saya) sedikit bingung mengapa kedua orang tuanya menonton film gay keduanya berusaha untuk memperjelas hal itu. Dengarlah jawaban yang dituturkan oleh Jules tentang semua itu dengan naskah yang teoritis.Bagi saya itu terlihat sangat aneh dan lucu.
Tapi sebenarnya kedua anak ini pada akhirnya akan bertanya tanya siapa sih orang yang mendonor sperma kepada kedua orang tuanya dan hendak merencanakan pencarian ini tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.Akhirnya mereka menjumpai ayah biologis mereka yang ternyata adalah Paul (Mark Ruffalo) seorang petani tanaman organik yang juga membuka restaurant.
Dengan sendirinya perhatian kedua anak tersebut selalu tertuju pada Paul dan ketika kedua ibu mereka akhirnya mengetahui hal tersebut mereka dengan senang hati mengundangnya berjamu makan siang dikediaman mereka.Perbincangan hangat pun bertebaran disepanjang cerita, mulai dari bagaimana pertemuan Nic dan Jules lengkap dengan kekocakan lidahnya Jules, begitu juga dengan Paul yang menganggap sekolah tinggi tinggi tidaklah terlalu penting yang ditangkap keluarga itu pertanda kebanggaan diri yang berlebihan, sampai pada Joni yang masih malu malu disepanjang cerita.Dihidangkan dengan kebiasaan mereka meminum anggur dan mengobrol satu sama lain, timbullah perasaan dari Paul bahwa ia ada ikatan diantara merekaPun semakin tampak menyenangkan ketika Jules bisa bereksperiman terhadap cita citanya selama ini untuk membangun sebuah konstruksi taman milik Paul yang tidak terurus. Perhatian Jules dan kedua anak anaknya sudah tertuju pada Paul, dari poin inilah muncullah problema problema keluarga yang cukup menyentuh, ketika figur kedua ibu ini sudah retak dimata kedua anaknya yang begitu lugu dan diliputi perselingkuhan yang tidak mengenakkan.
Pada prosesnya sebuah gulir cerita menghadirkan suatu konsepsi baru terhadap stigma terhadap keluarga lesbian ini.Siapa bilang keluarga seperti ini tidak harmonis? Siapa bilang keluarga seperti ini kekurangan figur seorang ayah? Walaupun besar yang anggapan bahwa sang sutradara seperti hendak memperlihatkan landscape eksistensi keluarga lesbian ini menjadi tampak meyakinkan, namun film ini terasa sangat universal.Terlebih Anette Bening yang menjadi karakter paling memorable disini dimana sikap perfeksionis yang ia telah bangun dianggap lain oleh Jules, Jules yang mengatakan itulah senjata Nic untuk mengekang ia bak sebuah boneka yang terus mengurus rumah. Juga ketika Nic menyanyi lagu kesukaannya dengan Paul dengan sangat menghayati sekali.Ini adalah performa yang cukup tepat untuk obat rindu pasca American Beauty.Surprisee...
Directed By Lisa Cholodenko Cast Annete Bening Julianne Moore Mark Ruffalo Mia Wasikowska John Hutcherson Running Time 106 minutes Genre Drama
MOAN AND NEW LINE CINEMA
.......................................
B+