Pohon adalah salah satu unsur yang begitu dekat dengan kehidupan kita manusia, dimana masing masing keberadaannya merupakan elemen pelengkap keutuhan sebuah komunitas bernama alam. Pohon begitu berguna bagi diri kita, begitu dekatnya sehingga manusia manusia didalamnya terpecah menjadi dua sisi, berusaha untuk melestarikannya atau berlomba lomba untuk menebangnya.Seandainya kita membayangkan bahwa pohon juga memiliki rasa seperti halnya manusia, tentu kita tidak akan tega melakukan hal yang buruk terhadapnya. Namun kalau hal itu benar bahwa pohon memiliki sifat dasar manusia bahkan memiliki nafsu birahi yang begitu kuat melampiaskan nafsunya, pohon itu sendirilah yang dengan konsep mistik menjadikan manusia sebagai objek pelampiasannya dan tak ada ubahnya menjadi makhluk yang menyeramkan, bahkan saking kuatnya manusia yang datang menatapnya juga menangkap sisi kecantikan lekukan pohon tersebut dan tanpa sadar melampiaskan birahi *terhadapnya. (baca : pohon).
Kita akan menyaksikan pohon itu begitu cantik dan memiliki daya tarik orgasmik yang begitu aneh namun memiliki aura yang kuat. Akar akar yang besar, daun daun yang rindang, gulma yang menempel nempel , lekukan yang halus,batang yang coklat dan besar seakan akan ingin memperlihatkan itulah sisi sensual sebuah pohon.
Namun anehnya didalam Nymph pohon itu malah diwakili oleh sosok manusia, yakni wanita tanpa busana dengan rambut arak arakan yang mengincar manusia. Dan diperlihatkan manusia yang bersenggama dengan manusia, bukan pohon dengan manusia.Ya mungkin tampak absurd dari satu sisi namun sepertinya jelas diungkapkan dari sisi lain, kalau wanita itulah wujud sebuah pohon.Walau bagi saya ada yang mengganjal siapa sebenarnya perempuan itu.Perempuan yang diperlihatkan pada tahap pembukaan diperkosa oleh dua orang pria bertelanjang dada, namun tiba tiba kedua pria itu malah mati mengapung dipermukaan sungai tanpa sebab musabab yang jelas.
Nymph adalah karya terbaru dari sutradara serumpun kita Pen-Ek Ratanaruang, sutradara yang berasal dari negeri paling maju dan bergeliat ketika berbicara tentang sinema. Negeri Thailand. Sudah tidak dapat dibantah lagi Thailand sudah banyak melahirkan putra lokal yang memiliki jiwa sinema yang terlihat begitu sederhana namun manis, mistis namun tidak murahan, dan tema tema yang digarap begitu empuk bak roti bakar. Entah dimulai dari film film kacang yang mengangkat tema tema kelas b sampai pada yang begitu kental dengan sisi seni , semuanya bahkan terlihat tampak maju bila hendak dibandingkan dengan produk lokal. Pun ketika Ong Bak yang ketika saya tonton tidak ada bedanya dengan cara penggarapan film film action lokal,namun ada satu sisi yang mempercantik kemasannya disepanjang cerita , yakni sinematography yang cukup membuat menganga menyaksikan kemajuan mereka.
Banyak sutradara yang tertarik untuk mengkaitkan pohon sebagai objek premis utama mereka, mulai dari yang gampangan seperti The Happening garapan M.Night Shyamalan dengan virus aneh yang disebarkannya keseluruh Amerika sampai pada film yang memperlihatkan pohon sebagai ibu yang melindungi putra putri mereka di Under The Tree karya terbaik bangsa kita.Namun pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pohon memiliki kekayaan sisi untuk dieksplorasi, bukan berarti sesuatu yang diam dan tak dapat berpindah sepertinya tidak memiliki sisi yang menarik. Tidakkah orang yang memiliki mata seni dapat menangkap alangkah indahnya daun yang berjatuhan dari sebuah pohon, atau alangkah seramnya ketika pohon dihadirkan terlalu dekat sebagai konsep mistik *rumah hantu.Semuanya dapat dibuka dari banyak sudut.
Sebagaimana biasa film art house, Nymph adalah sebuah film yang harus dicermati dengan pemikiran seni, seni yang membutuhkan rasa yang begitu besar sehingga kita bisa menangkap betapa sensualnya pohon tersebut sebagai sebuah kerumunan atau populasi di alam.Walaupun ada unsur unsur yang sayangnya tidak terselesaikan dan ada beberapa frame yang tidak mau dituturkan kembali ada apa gerangan, Ratanaruang memberikan pengalaman yang berbeda pun terus mengukuhkan eksistensi negara Thailand sebagai negara yang punya reputasi besar diperfilman dunia.
Kita akan menyaksikan pohon itu begitu cantik dan memiliki daya tarik orgasmik yang begitu aneh namun memiliki aura yang kuat. Akar akar yang besar, daun daun yang rindang, gulma yang menempel nempel , lekukan yang halus,batang yang coklat dan besar seakan akan ingin memperlihatkan itulah sisi sensual sebuah pohon.
Namun anehnya didalam Nymph pohon itu malah diwakili oleh sosok manusia, yakni wanita tanpa busana dengan rambut arak arakan yang mengincar manusia. Dan diperlihatkan manusia yang bersenggama dengan manusia, bukan pohon dengan manusia.Ya mungkin tampak absurd dari satu sisi namun sepertinya jelas diungkapkan dari sisi lain, kalau wanita itulah wujud sebuah pohon.Walau bagi saya ada yang mengganjal siapa sebenarnya perempuan itu.Perempuan yang diperlihatkan pada tahap pembukaan diperkosa oleh dua orang pria bertelanjang dada, namun tiba tiba kedua pria itu malah mati mengapung dipermukaan sungai tanpa sebab musabab yang jelas.
Nymph adalah karya terbaru dari sutradara serumpun kita Pen-Ek Ratanaruang, sutradara yang berasal dari negeri paling maju dan bergeliat ketika berbicara tentang sinema. Negeri Thailand. Sudah tidak dapat dibantah lagi Thailand sudah banyak melahirkan putra lokal yang memiliki jiwa sinema yang terlihat begitu sederhana namun manis, mistis namun tidak murahan, dan tema tema yang digarap begitu empuk bak roti bakar. Entah dimulai dari film film kacang yang mengangkat tema tema kelas b sampai pada yang begitu kental dengan sisi seni , semuanya bahkan terlihat tampak maju bila hendak dibandingkan dengan produk lokal. Pun ketika Ong Bak yang ketika saya tonton tidak ada bedanya dengan cara penggarapan film film action lokal,namun ada satu sisi yang mempercantik kemasannya disepanjang cerita , yakni sinematography yang cukup membuat menganga menyaksikan kemajuan mereka.
Banyak sutradara yang tertarik untuk mengkaitkan pohon sebagai objek premis utama mereka, mulai dari yang gampangan seperti The Happening garapan M.Night Shyamalan dengan virus aneh yang disebarkannya keseluruh Amerika sampai pada film yang memperlihatkan pohon sebagai ibu yang melindungi putra putri mereka di Under The Tree karya terbaik bangsa kita.Namun pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pohon memiliki kekayaan sisi untuk dieksplorasi, bukan berarti sesuatu yang diam dan tak dapat berpindah sepertinya tidak memiliki sisi yang menarik. Tidakkah orang yang memiliki mata seni dapat menangkap alangkah indahnya daun yang berjatuhan dari sebuah pohon, atau alangkah seramnya ketika pohon dihadirkan terlalu dekat sebagai konsep mistik *rumah hantu.Semuanya dapat dibuka dari banyak sudut.
Sebagaimana biasa film art house, Nymph adalah sebuah film yang harus dicermati dengan pemikiran seni, seni yang membutuhkan rasa yang begitu besar sehingga kita bisa menangkap betapa sensualnya pohon tersebut sebagai sebuah kerumunan atau populasi di alam.Walaupun ada unsur unsur yang sayangnya tidak terselesaikan dan ada beberapa frame yang tidak mau dituturkan kembali ada apa gerangan, Ratanaruang memberikan pengalaman yang berbeda pun terus mengukuhkan eksistensi negara Thailand sebagai negara yang punya reputasi besar diperfilman dunia.
Directed By Pen-Ek Ratanaruang Cast Jayanama Nopachai Porntip Papanai Wanida Terthanaporn Country Thailand Running Time 109 Minutes
MOAN AND NEW LINE CINEMA SCORE
....................
B
MOAN AND NEW LINE CINEMA SCORE
....................
B