Mendaki itu sudah mendarah daging bagi seorang Aron Ralston, bak sebuah ritual sakral yang begitu rutin dan memacu adrenalin -pria yang berjiwa adventoureous ini sudah berulang kali menjelejahi pegunungan Grand Canyon yang letaknya dinegara bagian Utah seorang diri.Dibuka dengan potret potret begitu riuh dan mempermainkan warna serta emosi dari tangan seorang sinematographer Anthony Dod Mantle-serta lantunan score music A.R Rahman yang menciptakan atmosfir penuh tenaga- memperkenalkan kita pada Aron Ralston (James Franco) dan persiapan serta perbekalan yang ia butuhkan untuk memulai petualangannya.Kali ini ia mencoba menaklukkan sebuah ngarai.Namun malangnya ia mengalami insiden kecelakaan ketika hendak turun kedalam ngarai tersebut dan tangan kanannya terjepit sebuah batu.Dimulailah drama klaustropobic yang tidak pernah ia bayangkan sama sekali.
Ralston melihat batu yang menjepit tangan kanannya tersebut.Ia terdiam sementara dadanya masih menahan deru nafas.Ia berusaha sekuat tenaga melepaskan dirinya dari bongkahan batu tersebut.namun tidak bisa.Detik demi detik mulai terasa sangat dekat.Ia sudah mencoba beberapa cara sederhana-seperti mengikis batu disela sela tangannya tersebut.Entah itu berhasil atau tidak.ia berhenti sejenak dan mulai memikirkan kenyataan sebesar apa yang sebenarnya sedang ia hadapi.Perbekalan ia sangat sedikit.Air minum yang ia bawa didalam tupperware hanya berisi tiga perempatnya.Ia tidak membawa telepon seluler kalaupun ada - jaringan sinyal tidak akan menjangkau celah sempit itu.Burung gagak sekali kali tampak dikejauhan diatas langit biru memberikan perlambangan.tapi sesungguhnya tahukah kenyataan yang sebenarnya jauh lebih gawat? "Ralston tidak memberikan pesan kepada keluarganya,temannya atau siapapun itu akan pergi kemana dirinya.."Dan ia mulai sadar bahwa ia sedang terisolasi.
Keadaan ini secara psikologis mengarahkan ia pada seluruh siluet hidupnya.Ia ingat masa kecilnya.Ia teringat keluarganya,teman terdekatnya dan masa masa menyenangkan yang pernah ia raih selama ini.Ia ingat adiknya Sonja Ralston (Bailee Michael Jhonson) dan cerita dimasa mereka bemain piano bersama sama.
Ia ingat Kristi (Kate Mara) dan Megan (Amber Tamblyn) dua orang gadis pendaki yang sempat ia temui ditengah perjalanan tadi.Ia ingat undangan pesta minum yang diadakan oleh mereka .Ia membayangkan bagaimana puluhan bir dingin yang terletak diatas tumpukan es itu terseruput oleh bibirnya yang mulai mengering.Ia ingat betapa segarnya jus jeruk yang ia tinggalkan dimobilnya.Seandainya ia lebih memilih membawa jus tersebut daripada air botolan yang hanya tiga perempat itu, mungkin siksaan klaustopobic ini akan sedikit berkurang.
Secara keseluruhan suguhan yang ditawarkan oleh Dany Boyle begitu apik dalam merangkul ruang dan gambaran emosi yang senyata mungkin dari kisah hidup Aron Ralston.Coba pikirkan apa menariknya film yang hanya bertengger disatu lokasi dan hanya melihat posisi statis dari Aron Ralston.Ketika kita dihadapkan pada beragam gambaran siluet tadi- dari situlah kita beranjak pada ruang yang begitu besar dan begitu bertenaga.Kita tidak terjerembab pada titik kulminasi bernama kebosanan, "Seperti disaat Aron Ralston berpura pura menjadi host talk show yang terlihat begitu jenaka."
Saya tidak akan memberi tahukan khusus bagi pembaca yang belum menontonnya "eksekusi seperti apa" yang harus ia perbuat untuk menyelamatkan hidupnya.Pada akhirnya toh kita tetap menyadari bahwa hidup akan jauh lebih bermakna ketika kita berada dititik yang paling atas juga titik yang paling bawah.Ketika menghadapi situasi tersebut kita akan merenungi secara mendalam hidup seperti apa yang telah kita jalankan.Hidup seperti apa yang perlu dibenahi.Dan yakinlah bahwa eksekusi yang teramat pahit sekalipun membawa hidup itu terjalani lebih berarti.Kita akan lebih menghargai hidup itu sendiri.
Ralston melihat batu yang menjepit tangan kanannya tersebut.Ia terdiam sementara dadanya masih menahan deru nafas.Ia berusaha sekuat tenaga melepaskan dirinya dari bongkahan batu tersebut.namun tidak bisa.Detik demi detik mulai terasa sangat dekat.Ia sudah mencoba beberapa cara sederhana-seperti mengikis batu disela sela tangannya tersebut.Entah itu berhasil atau tidak.ia berhenti sejenak dan mulai memikirkan kenyataan sebesar apa yang sebenarnya sedang ia hadapi.Perbekalan ia sangat sedikit.Air minum yang ia bawa didalam tupperware hanya berisi tiga perempatnya.Ia tidak membawa telepon seluler kalaupun ada - jaringan sinyal tidak akan menjangkau celah sempit itu.Burung gagak sekali kali tampak dikejauhan diatas langit biru memberikan perlambangan.tapi sesungguhnya tahukah kenyataan yang sebenarnya jauh lebih gawat? "Ralston tidak memberikan pesan kepada keluarganya,temannya atau siapapun itu akan pergi kemana dirinya.."Dan ia mulai sadar bahwa ia sedang terisolasi.
Keadaan ini secara psikologis mengarahkan ia pada seluruh siluet hidupnya.Ia ingat masa kecilnya.Ia teringat keluarganya,teman terdekatnya dan masa masa menyenangkan yang pernah ia raih selama ini.Ia ingat adiknya Sonja Ralston (Bailee Michael Jhonson) dan cerita dimasa mereka bemain piano bersama sama.
Ia ingat Kristi (Kate Mara) dan Megan (Amber Tamblyn) dua orang gadis pendaki yang sempat ia temui ditengah perjalanan tadi.Ia ingat undangan pesta minum yang diadakan oleh mereka .Ia membayangkan bagaimana puluhan bir dingin yang terletak diatas tumpukan es itu terseruput oleh bibirnya yang mulai mengering.Ia ingat betapa segarnya jus jeruk yang ia tinggalkan dimobilnya.Seandainya ia lebih memilih membawa jus tersebut daripada air botolan yang hanya tiga perempat itu, mungkin siksaan klaustopobic ini akan sedikit berkurang.
Secara keseluruhan suguhan yang ditawarkan oleh Dany Boyle begitu apik dalam merangkul ruang dan gambaran emosi yang senyata mungkin dari kisah hidup Aron Ralston.Coba pikirkan apa menariknya film yang hanya bertengger disatu lokasi dan hanya melihat posisi statis dari Aron Ralston.Ketika kita dihadapkan pada beragam gambaran siluet tadi- dari situlah kita beranjak pada ruang yang begitu besar dan begitu bertenaga.Kita tidak terjerembab pada titik kulminasi bernama kebosanan, "Seperti disaat Aron Ralston berpura pura menjadi host talk show yang terlihat begitu jenaka."
Saya tidak akan memberi tahukan khusus bagi pembaca yang belum menontonnya "eksekusi seperti apa" yang harus ia perbuat untuk menyelamatkan hidupnya.Pada akhirnya toh kita tetap menyadari bahwa hidup akan jauh lebih bermakna ketika kita berada dititik yang paling atas juga titik yang paling bawah.Ketika menghadapi situasi tersebut kita akan merenungi secara mendalam hidup seperti apa yang telah kita jalankan.Hidup seperti apa yang perlu dibenahi.Dan yakinlah bahwa eksekusi yang teramat pahit sekalipun membawa hidup itu terjalani lebih berarti.Kita akan lebih menghargai hidup itu sendiri.
Directed By Danny boyle cast James Franco,Kate Mara,Amber Tamblyn Written By Danny Boyle and Simon Beaufoy Country USA/UK Runtime 112 Minutes Distributed By Fox Searchlight Pictures
MOAN AND NEW LINE CINEMA SCORE
..............................................................
A-
MOAN AND NEW LINE CINEMA SCORE
..............................................................
A-