Pasca penyutradaraannya lewat "Bronson" yang menghasilkan sentuhan absurditas, sutradara eksentrik asal negeri Denmark Nicolas Winding Refn memutuskan untuk menyelesaikan tugasnya mengarahkan kisah berbau kolosal dari tanah skotlandia "Vallhalla Rising".Nicolas Winding Refn mengakui proses pembuatan film yang bertitik tumpu pada kematangan akting Mad Mikklesen(well kita mengenalnya sebagai lawan judi Bond di Casino Royale) ini membutuhkan waktu selama empat tahun sehingga imajinasi yang ia harapkan sesuai dengan hasil akhir yang tercipta.Film independent yang sempat menjadi bahan diskusi banyak kalangan lantaran kesadisan scene scene didalamnya ini sukses menjadi 13 Most Anticipated Movie Toronto International Film Festival 2010. Sebenarnya Nicolas Winding Refn bukanlah penghasil film film laku dan komersil paling tidak namanya sudah cukup dikenal dengan film Push yang mengambil setting setting di Copenhagen. Harus diakui juga bahwa masa masa kejayaan film film indpenden tahun ini sedang melambung. Dibanjiri oleh ragam tema, ragam asal negarayang memproduksi dan satu lagi ragam style. Sudah tidak dapat dibantah lagi style seorang sutradara sangat dibutuhkan dalam memberikan kesan yang kuat dimata audiencenya. Apakah Valhalla Rising memenuhi kriteria tersebut. Jawabannya "sangat".
Alkisah seorang bekas pejuang suku Viking bernama One Eye ditawan dan dipaksa berkelahi habis habisan untuk memenangkan perjudian atasannya. Dari hasil perjudian itulah ia bisa bertahan hidup dan mendapatkan makanan. Seorang anak dekil bernama Are secara rutin ditugaskan mengantarkan makanan dan air kepadanya yang tinggal disebuah kerengkeng kayu. Didalam kerengkeng tersebut ia tetap dijaga ketat oleh beberapa penjaga yang mengitarinya.
One Eye yang ternyata bisu disepanjang alur cerita diperlihatkan memiliki kemampuan lebih dalam menerawang kejadian kejadian yang akan terjadi kedepan. Dengan visualisasi yang sangat kental berwarna merah pekat, ia merencanakan meloloskan diri dengan sisa sebuah mata panah yang terletak didalam sebuah kolam tempat dia berendam.Dengan perencanaan yang sangat rapi dan menegangkan One Eye berhasil memutuskan tali yang melilit lehernya selama digiring dipendakian dan membunuh semua serdadu serdadu tersebut (jangan lupakan adegan merobek isi perut yang membuat tubuh mual) kecuali Are yang lantas mau mengikutinya kearah mana ia berjalan. Ditengah pengelanaan merekaberdua menuju jalan pulang mereka bertemu dengan rombongan suku Viking lain yang sedang beristirahat. Suku Viking tersebut akan mengadakan perjalanan jauh menuju Yerusallem, Tanah Suci mereka yang telah dikuasai oleh pihak lain.Mereka akan mengadakan perang besar sesuai dengan apa yang mereka percayai bahwa dengan mengorbankan darah dan daging mereka, dosa dosa yang telah mereka perbuat akan diampuni. Pemimpin kaum Viking itu membujuk One Eye untuk bergabung dengan mereka. Mereka berdua akhirnya mengikut kaum tersebut menuju tanah Yerussalem.
Perjalanan yang menggunakan kapal kayu tersebut membutuhkan waktu yang teramat lama. Kelaparan,rasa haus dan penderitaan melanda mereka. Tidak ada yang bisa dikonsumsi. Pun demikian salah satu dari mereka nekat meminum air laut yang memiliki kadar garam yang meracuni tubuh dan mati seketika.Mereka pun bertanya tanya dalam hati apakah yang akan terjadi selanjutnya? apakah mereka sampai di tanah Suci tersebut? atau mereka salah haluan...
Apakah ketersesatan mereka disebabkan membonceng sibisu yang misterius yang sempat dikatakan Are , One Eye "datang dari neraka...."
"kelam, sadis namun indah" menyaksikan Valhalla Rising kita seperti menyimak potret potret khas Terreance Malick dengan nuansa horor.Ya kita kenal beliau adalah sutradara yang paling lihai dalam urusan ini. Dan olahan Winding Refn dengan jalinan naskah yang tidak memadai ditambah referensi yang rumit ia mengajak kita untuk mengambil esensi bernilai sebuah sinema berupa gambar gambar yang teruntai dari satu frame ke frame lain. Kita akan dihadapkan pada pertanyaan yang begitu panjang dan tidak terselesaikan yakni "siapa Valhalla yang dimaksud?" begitu juga dengan karakter One Eye yang misterius tentang asal usul dan tujuannya didalam. Ada gagasan gagasan yang sangat filosofis yang dibangun sang sutradara dalam menghadirkan konflik didalamnya. Sebuah sajian yang begitu tinggi pemahamannya. Walau bagi saya setting dan waktu film ini tampak tidak begitu akurat, Valhalla Rising tampak menjanjikan sebagai karya yang pantas diapresiasi walau dengan tanda kutip tidak semua bisa dengan mudah menyukainya.
Film ini juga dihadirkan dalam enam chapter dengan maksud mendongkrak keintensan ceritanya yang dinilai tidak biasa , apalagi durasinya yang hanya sembilan puluh menit serasa begitu berharga setiap gambar yang ditake.Adegan sadis didalamnya tampil begitu indah dan dengan memamfaatkan pebukitan Eropa yang menjulang, sang sinematogapher dengan jeli tidak mensiasiakan begitu saja scene tersebut.
Valhalla Rising adalah sebuah pencapaian yang sangat mengagumkan selama saya menyaksikan kehadiran film film paruh awal ini, ia tampil dengan luar biasa. Andai durasinya diperpanjang dan dijadikan sebuah epic movie tidak bisa disangkal lagi film ini akan diingat sebagai karya yang monumental.
Alkisah seorang bekas pejuang suku Viking bernama One Eye ditawan dan dipaksa berkelahi habis habisan untuk memenangkan perjudian atasannya. Dari hasil perjudian itulah ia bisa bertahan hidup dan mendapatkan makanan. Seorang anak dekil bernama Are secara rutin ditugaskan mengantarkan makanan dan air kepadanya yang tinggal disebuah kerengkeng kayu. Didalam kerengkeng tersebut ia tetap dijaga ketat oleh beberapa penjaga yang mengitarinya.
One Eye yang ternyata bisu disepanjang alur cerita diperlihatkan memiliki kemampuan lebih dalam menerawang kejadian kejadian yang akan terjadi kedepan. Dengan visualisasi yang sangat kental berwarna merah pekat, ia merencanakan meloloskan diri dengan sisa sebuah mata panah yang terletak didalam sebuah kolam tempat dia berendam.Dengan perencanaan yang sangat rapi dan menegangkan One Eye berhasil memutuskan tali yang melilit lehernya selama digiring dipendakian dan membunuh semua serdadu serdadu tersebut (jangan lupakan adegan merobek isi perut yang membuat tubuh mual) kecuali Are yang lantas mau mengikutinya kearah mana ia berjalan. Ditengah pengelanaan merekaberdua menuju jalan pulang mereka bertemu dengan rombongan suku Viking lain yang sedang beristirahat. Suku Viking tersebut akan mengadakan perjalanan jauh menuju Yerusallem, Tanah Suci mereka yang telah dikuasai oleh pihak lain.Mereka akan mengadakan perang besar sesuai dengan apa yang mereka percayai bahwa dengan mengorbankan darah dan daging mereka, dosa dosa yang telah mereka perbuat akan diampuni. Pemimpin kaum Viking itu membujuk One Eye untuk bergabung dengan mereka. Mereka berdua akhirnya mengikut kaum tersebut menuju tanah Yerussalem.
Perjalanan yang menggunakan kapal kayu tersebut membutuhkan waktu yang teramat lama. Kelaparan,rasa haus dan penderitaan melanda mereka. Tidak ada yang bisa dikonsumsi. Pun demikian salah satu dari mereka nekat meminum air laut yang memiliki kadar garam yang meracuni tubuh dan mati seketika.Mereka pun bertanya tanya dalam hati apakah yang akan terjadi selanjutnya? apakah mereka sampai di tanah Suci tersebut? atau mereka salah haluan...
Apakah ketersesatan mereka disebabkan membonceng sibisu yang misterius yang sempat dikatakan Are , One Eye "datang dari neraka...."
"kelam, sadis namun indah" menyaksikan Valhalla Rising kita seperti menyimak potret potret khas Terreance Malick dengan nuansa horor.Ya kita kenal beliau adalah sutradara yang paling lihai dalam urusan ini. Dan olahan Winding Refn dengan jalinan naskah yang tidak memadai ditambah referensi yang rumit ia mengajak kita untuk mengambil esensi bernilai sebuah sinema berupa gambar gambar yang teruntai dari satu frame ke frame lain. Kita akan dihadapkan pada pertanyaan yang begitu panjang dan tidak terselesaikan yakni "siapa Valhalla yang dimaksud?" begitu juga dengan karakter One Eye yang misterius tentang asal usul dan tujuannya didalam. Ada gagasan gagasan yang sangat filosofis yang dibangun sang sutradara dalam menghadirkan konflik didalamnya. Sebuah sajian yang begitu tinggi pemahamannya. Walau bagi saya setting dan waktu film ini tampak tidak begitu akurat, Valhalla Rising tampak menjanjikan sebagai karya yang pantas diapresiasi walau dengan tanda kutip tidak semua bisa dengan mudah menyukainya.
Film ini juga dihadirkan dalam enam chapter dengan maksud mendongkrak keintensan ceritanya yang dinilai tidak biasa , apalagi durasinya yang hanya sembilan puluh menit serasa begitu berharga setiap gambar yang ditake.Adegan sadis didalamnya tampil begitu indah dan dengan memamfaatkan pebukitan Eropa yang menjulang, sang sinematogapher dengan jeli tidak mensiasiakan begitu saja scene tersebut.
Valhalla Rising adalah sebuah pencapaian yang sangat mengagumkan selama saya menyaksikan kehadiran film film paruh awal ini, ia tampil dengan luar biasa. Andai durasinya diperpanjang dan dijadikan sebuah epic movie tidak bisa disangkal lagi film ini akan diingat sebagai karya yang monumental.
Directed by Nicolas Winding Refn, Cast Mad Mikelssen, Maarten Stevenson, Grodon Brown, Andrew Flanagan, Gary Lewis,Alexandre Morton Screenplay Ray Jacobsen, Nicolas Winding Refn Running Time 93 menit Company BBC Films Country Denmark,UK
.................................
New Line Cinema Score
A-
A-