Saturday, July 10, 2010

Kick Ass




Pernah tidak bermimpi menjadi seorang superhero? Superhero yang saya maksud yakni pembela kebenaran dan keadilan, dipuja khalayak ramai, punya segudang teknologi artifisial ala Bruce Wayne, dan tidak ketinggalan tampil sebagai playboy slengekan yang nangkring di Casino Casino gemerlap.Kick Ass dengan pendekatan era pop-culture menyajikan kisah yang bertolak belakang dengan yang saya sebutkan tadi.


Dave Luweski tampil sebagai remaja yang dalam kacamata saya nothing spesial untuk menjadi sorotan utama dalam cerita ini. Ia beranggapan "mengapa di dunia ini mencintai karakter seorang superhero namun tidak ada satupun yang benar benar berniat menyelami misi tersebut. Mengapa enggak ada superhero yang pernah menanyakan apakah kalian tahu film American Beauty atau apakah kamu penggemar Paris Hilton.

Maka lahirlah KICK ASS sebuah transformasi seorang pelajar dan juga penggagas misi independen dalam menyelamatkan dunia. Berbekal baju yang diterima dari Ebay dan dua buah pentungan , ia memulai misi pertamanya dengan mencoba menyergap dua orang pencoleng mobil (dan ternyata dia berani..).

Malangnya ia terkapar dirumah sakit dan kondisinya sangat mengenaskan. Tapi keberuntungan masih berpihak, Dave Luweski masih bisa melanjutkan misinya paling tidak menyelamatkan seekor kucing terlantar sehingga membawanya ikut dalam perkelahian beberapa orang yang melintas. Dengan begitu orang orang yang berada disekitarnya sontak heboh ada seorang pemuda berkostum aneh yang berani ditendang berdarah darah.Salah seorang bertanya siapa kamu? Dengan wajah meyakinkan ia berkata "Saya KICK ASS".

Cerita terpecah menjadi dua. Bahwa aksi sang Kick Ass menginspirasi dua superhero yang dalam konteks bukan untuk membela kebenaran, namun dalam aksi balas dendam ala dua seri Kill Bill. Big Daddy (Nicholas Cage) dan Hit Girl (Chloe Moretz), mereka memberantas geng Frank D'amico dkk yang sudah tak sabar menangkap Kick Ass. Kepala geng tersebut punya seorang putra yang juga memiliki obsesi serupa untuk menjadi superhero dan ia menamai dirinya RED MIST. Perkenalan Red Mist dengan Kick Ass (walau sesungguhnya ia menjebak Kick Ass) menyadarkan Dave bahwa "seorang superhero itu harusnya bermodal lah dikiit..hihihihi".




Kemudian line cerita akhirnya menyatu mempertemukan aksi balas dendam dan perseteruan geng geng mafia tersebut. Disini karakter yang sangat menonjol adalah Hit Girl. Bagaimana sang sutradara menempatkan karakter Hitgirl yang nyatanya adalah anak gadis "menikam" orang dewasa dalam suatu sajian yang wah walaupun sesungguhnya ada sisi kemirisan didalamnya.

Pada akhirnya saya harus mengatakan kalau film ini gagal dalam konteks keseluruhan gagasan cerita. Kick Ass adalah seorang penggagas "seorang superhero tanpa bantuan teknologi sama sekali " namun pada akhirnya ia malah menyelesaikan pertarungan dengan sebuah bazoka ( ahh kok jadi Rambo banget) juga bagaimana karakter Hit Girl yang unik malah meneggelamkan "rasa keingintahuan penonton siapa itu Kick Ass yang saya coba untuk diidolakan."

Tapi sebagai hidangan penghibur summer movie tahun ini yang rada rada menjenuhkan, Kick Ass sudah lebih dari cukup untuk sebuah hiburan. Lain kali sang sutradara seharusnya tidak meramaikan banyak karakter karena pada akhirnya ketidakmampuan menggali karakter utama berujung pada "tenggelamnya" garis besar memperkenalkan si tokoh sentral. Saya malah tertarik dengan kelanjutan kisah Hit Girl ( Moretz malah dirumorkan digala Oscar..)


Score : 3.0/5