Spike Jonze adalah salah satu sutradara yang jarang kelihatan untuk menelurkan karya atau mungkin saya tidak pernah berkesempatan menyimak film arahan dia. Padahal saya cukup mengenal dia ketika pertama kali dia mendapatkan nominasi Oscar lewat BEING JOHN MALKOVICH. Ketika itu film arahan dia diserempet dominasi film film besar lain memperebutkan nominasi best pictures. Alhasil AMPAS meloloskan The Green Mile walau biar bagaimanapun pemenangnya pasti AMERICAN BEAUTY. Tidak perlu kecewa tidak menyimak seperti apa Being John Malkovich yang menjadi pencapaian tertinggi beliau, saya malah berkesempatan menyimak film Jackass Number Two dan dia duduk sebagai salah satu kreator. Ya ampun film ini memang gokil abis walau sebenarnya saya mual menonton beberapa scene kotornya. Nah lewat WHERE THE WILD THING ARE lah kini dia duduk sebagai sang sutradara. Ketika perebutan Oscar awal tahun lalu film ini lagi lagi tidak berhasil menembus best pictures padahal slot nya sudah ditambah menjadi sepuluh besar.
Where The Wild Things Are bahkan mendapat kritik negative dari beberapa teman saya yang mempertanyakan alur yang ditawarkannya walau mereka tetap mengagumi keunikannya. Untuk itulah dengan waktu mem pending yang memanglah tidak terlalu lama saya berharap sekali pada Where The Wild Things Are mudah mudahan saya suka imajinasi Spike Jonze ini. And here we go..!! Dan saya ber ouwh ouwh.. disepanjang cerita. Oh My lovely God.. this is trully my style movies.. i'ts remains me everything when i was child. Liar, nakal, berjiwa petualang, cengeng, bebas dan lepas. Well you know gimana rasanya waktu menjadi anak kecil dahulu apapun bisa terjadi disana. Apapun bisa menjadi temanmu disana. Tumpukan salju, rimbunan pohon, sprei kamar, EVERYTHING.!!Max Records yang memperankan karakter Max menghidupkan situasi. Raut wajahnya, gerak geriknya dan juga keliarannya. Where The Wild Things Are diberi latar panggung alam bewarna sephia dan digertak gertak dengan auman serigala dan diiringi dentuman orkestra musik yang adventoures. Kemudian berlayar di samudera lepas dan bertemu dengan makhluk makhluk imajinatif. Mereka bermain main, bercanda kadang berprasangka dan kadang merindukan. Aku tak bisa mengatakan detail alurnya karena bagaimana aspek keliaran itu diconvert kedalam kata kata. Yang paling mungkin memvisualisasikannya adalah cinematografy film ini yang untungnya sangat unik, sangat beda, dan terkadang ingin melesakkan sesak didada yang sangat meluluhkan. Disinilah kita disajikan sebuah rangkuman cerita keseluruhan bahwa hidup itu adalah hidup yang lepas yang sebenarnya tidak hanya milik anak anak namun kita sebagai orang yang mengaku ngaku sudah dewasa. Saya yakin sesungguhnya saya telah kehilangan sesuatu yang jauh lebih berharga terhadap apa saja yang kita bawa ke depan. Kalaupun saya tidak merasa kehilangan paling tidak anda sadar tidak benar benar menempatkannya dengan baik.Walau sebatas interpretasi bahwa hal itulah yang paling kita butuhkan saat ini.
Max Record juga membuktikan bakat alaminya sebagai aktor cilik. Seperti Untinca Utaru (The FAll) mereka berdua bisa dikatakan siap menghadapi masa depan yang lebih menantang dalam dunia akting , tidak perduli ada Dakota Fanning, Abigail Breslin dan bahkan Saoirse Ronan kalian semua pasti akan saya jumpai 10 atau 20 tahun mendatang telah menyabet piala Oscar.
Where The Wild Things Are juga tampil dengan gaya kamera yang saya suka. Begitu juga dengan narasinya yang hangat.
Maka dengan itu Spike Jonze boleh dibilang berhasil secara keseluruhan menempatkan film ini dalam wadah seperti apa. Sehingga tidak perlu berkecil hati karena orang orang tidak menyukai film ini, memang inilah terjemahan emosionalnya secara keseluruhan. Nah SPIKE JONZE... ''surprising me again" lewat I'm Here ( well dia duduk sebagai penulis naskah) saya akan setia mengikuti perkembangan karya karyamu kedepan. Trully FANTASTIC.
Director : SPIKE JONZE
Cast : Max Records, James Gandolfini, Lauren Ambrose, Chris Cooper, Catherine Keener
Score : 4.0/5