Cinta adalah falsafah hidup yang begitu kelam bila seseorang kehilangan kehadirannya. Melalui potret potret meditatif, cinta adalah kasih sayang yang begitu besar jabarannya dan begitu agung kekuatan yang telah Ia berikan kepada seseorang. Kehilangannya adalah kekosongan yang begitu menyedihkan yang tidak diberikan sang sutradara secara eksplisit seperti menangis meraung raung, ia hadir sebagai mahkota hidup yang memiliki tempat lain untuk dihayati, ia memiliki tempat lain untuk diceritakan dan butuh tempat lain untuk diperlihatkan sebagai tiang hidup yang hampir terlepas. Melalui "The Naturals'' suku Indian asli penghuni daratan Amerika kita diperlihatkan betapa alam dan manusia yang merupakan populasi yang hadir secara berdampingan dan bersinergi satu sama lain adalah sebuah keintiman indah dan meneduhkan. Mereka dilindungi oleh roh ibu mereka sebagaimana ibu yang melindungi putra putri mereka dalam gangguan dunia luar. Mereka berlari lari kedalam pelukan Bunda melalui kepercayaan yang mereka miliki yang merupakan ajaran alamiah disuku mereka. Mereka adalah kabut yang mampu hinggap dan berteman dengan pepohonan yang memiliki perlindungan.
Hingga pada akhirnya sampailah orang orang Inggris di daratan yang diberi nama Virginia dari sebuah ekspedisi panjang perjalanan menemukan "dunia baru" . Ada konteks pergesekan diantara persinggungan orang orang Inggris dengan alam yang begitu misterius. Kehadiran mereka seperti sebuah perjalanan menuju penghakiman dari bangsa The Naturals yang melihat mereka adalah sebuah ancaman.Lantas apakah ancaman memang benar benar datang dan dimiliki The Naturals?
Terreance Malick yang sebelumnya membuatku terhenyak begitu dalam dengan naskah paling puitik sepanjang sejarah "Thin Red Line" memberikan pemandangan yang teramat mempesona dan melibatkan unsur unsur alam sebagai metoda yang paling ampuh untuk menterjemahkan roda cerita. Walau sebenarnya cerita sama sekali tidak menjurus kesana ia begitu memahami adanya pergulatan seni dan aspek meditatif yang kentara didalamnya agar kiranya mampu menebus sebuah konklusi yang memiliki sarat sarat alamiah dan sekali lagi "perenungan". Inilah yang menjadi ciri khasnya yang merupakan arena paling gemilang yang akhirnya mampu membawa ia sebagai sineas didunia yang monumental.
Ada kalanya sebelum menonton The New World, kita hendaknya menyiapkan pikiran yang murni dan menghilangkan keegoan yang selama ini ada dalam diri kita. Hal ini sangat menjadi prasyarat yang amatlah penting bagaimana mempersiapkan diri kita untuk meleburkan diri dengan dunia yang tampak sangat menyesakkan dan membosankan.Ia hadir membutuhkan proses mencerna yang alami dari para nomaters. Ia memiliki unsur unsur yang akan kita sadari secara perlahan lahan, yang tanpa dengan sengaja tercium aroma kesejukan dan ketentraman yang begitu khidmat. Dari situlah klimaks pengelanaan sinema akan mencapai tiitik yang sangat gemilang dan tidaklah terlalu berlebihan seluruh dunia menganggap New World adalah film terbaik selama satu dekade ini.
Hingga pada akhirnya sampailah orang orang Inggris di daratan yang diberi nama Virginia dari sebuah ekspedisi panjang perjalanan menemukan "dunia baru" . Ada konteks pergesekan diantara persinggungan orang orang Inggris dengan alam yang begitu misterius. Kehadiran mereka seperti sebuah perjalanan menuju penghakiman dari bangsa The Naturals yang melihat mereka adalah sebuah ancaman.Lantas apakah ancaman memang benar benar datang dan dimiliki The Naturals?
Terreance Malick yang sebelumnya membuatku terhenyak begitu dalam dengan naskah paling puitik sepanjang sejarah "Thin Red Line" memberikan pemandangan yang teramat mempesona dan melibatkan unsur unsur alam sebagai metoda yang paling ampuh untuk menterjemahkan roda cerita. Walau sebenarnya cerita sama sekali tidak menjurus kesana ia begitu memahami adanya pergulatan seni dan aspek meditatif yang kentara didalamnya agar kiranya mampu menebus sebuah konklusi yang memiliki sarat sarat alamiah dan sekali lagi "perenungan". Inilah yang menjadi ciri khasnya yang merupakan arena paling gemilang yang akhirnya mampu membawa ia sebagai sineas didunia yang monumental.
Ada kalanya sebelum menonton The New World, kita hendaknya menyiapkan pikiran yang murni dan menghilangkan keegoan yang selama ini ada dalam diri kita. Hal ini sangat menjadi prasyarat yang amatlah penting bagaimana mempersiapkan diri kita untuk meleburkan diri dengan dunia yang tampak sangat menyesakkan dan membosankan.Ia hadir membutuhkan proses mencerna yang alami dari para nomaters. Ia memiliki unsur unsur yang akan kita sadari secara perlahan lahan, yang tanpa dengan sengaja tercium aroma kesejukan dan ketentraman yang begitu khidmat. Dari situlah klimaks pengelanaan sinema akan mencapai tiitik yang sangat gemilang dan tidaklah terlalu berlebihan seluruh dunia menganggap New World adalah film terbaik selama satu dekade ini.
Directed by Terreance Malick Cast Colin Farrel Q'orianka Kilcher Christopher Plummer Christian Bale Country USA/ UK Running Time 135 minutes Distributed By New Line Cinema
MOAN AND NEW LINE CINEMA SCORE
.......................
A+
MOAN AND NEW LINE CINEMA SCORE
.......................
A+